Senin, 03 Desember 2012

Video : Rumpun Mbah Abdullah (Dolah) di KB EKK TH. 2012

Dalam video dari arah kiri pemirsa adalah Tjipto Susilo (Cipto), Koetihadi (Kuti) beserta isteri, dan Tjipto Raharjo (Harjo). Inilah generasi ke-2 dari R.M. Khasan Kartoredjo, dan generasi pertama keturunan dari rumpun Mbah Abdullah (Dolah) yang menikah dengan Mbah Saodah.



Baca Selengkapnya.....

Video : Rumpun Mbah Suti di KB EKK TH. 2012

Dalam video ini merupakan anggota keluarga rumpun Mbah Suti yang berputra tunggal bernama Soemari. Dari perkawinan Soemari dengan Komariyah dilahirkan 3 orang anak yaitu Purwanto Budhi Waluyo, Budi Hastuti dan Sri Juni Harti.




Nampak dalam bingkai Budi Hastuti yang bersuamikan Suharto (tidak hadir) didampingi anak-anaknya yaitu Lilis Fifi Denniyanti, Alex Prabowo, dan Feri Sandria B.
Lilis FD menikah dengan Caharjo, dikaruniai yakni Angga BP dan Shinta Aulia A, sekarang berdomisili di Duwet Bojong mengikuti suaminya.

Sri Juni Harti dalam bingkai bersama suami Sutaryo. Dalam pernikahannya dikaruniai 2 orang anak yaitu Dhian Sunaryo utomo, dan Tomi Gunawan Utomo. Keluarga Juni berdomisili di Selokarto, Kec, Pecalungan.

Purwanto Budhi Waluyo yang berdomisili di Gemuh, menikah dengan Paniem, dikaruniai 3 orang anak yakni : Era Wijayanti, Reni Agustanti, dan Agil Prasetyo. Era Wijayanti menikah dengan Budi dari Cilacap, dikaruniai 1 orang anak yakni Rizki (laki-laki). Keluarga Era sekarang berdomisili di Cilacap Jawa Tengah. Sedangkan Reni Agustanti menikah dengan Joko, dan sekarang berdomisili di Ngawi Jawa Timur.
Baca Selengkapnya.....

Video : Mbah Harto dan Mbah Tien di KB EKK TH. 2012

Mbah Harto dan Mbah Tien adalah kakak adik keluarga dari R. Soegiri, suami Mbah Umi Jariyah. Atas perkenan untuk hadir dalam pertemuan keluarga besar Eyang Khasan Kartoredjo, kami semua menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya untuk semangat persaudaraan dan mempererat tali silaturahmi.



Baca Selengkapnya.....

Video : Rumpun Mbah Dolah dan Mbah Parno KB EKK TH.2012

Dalam video dokumentasi ini tampil gabungan keluarga rumpun Mbah Dolah dan Mbah Parno yang masing-masing mewakili dan memperkenalkan anggota keluarganya.




Nampak M. Saiffudin, putra dari pasangan Soedjarwo dan Wartiah memperkenalkan saudara-saudaranya. M. Saiffudin ini menikah dengan Bariyah, dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Nur Hanifah, Arif Mushlih dan Hanifatun Mushlihah.

Dari Rumpun Mbah Dolah nampak dalam barisan belakang Ropin Krisyanto mewakili ayahnya Soekarman, H. Tjipto Susilo, Koetihadi dan Tjipto Raharjo (Harjo).

Keluarga Soekarman berdomisili di Blado Batang. Soekarman menikah dengan Ciptiyah, dan memiliki 5 orang anak yaitu : Sri Irianingsih, Ropin Krisyanto, Rizal Ardiyanto, Suluh Rudiarto, dan Helmi K.

Sri Irianingsih (Ning) menikah dengan Sutrisno dan telah dikaruniai 2 orang anak yakni Iriani Sari dan Trisia Mega. Ning sekarang berdomisili di Batang. Ropin meninakh dengan Halimah dan mempunyai anak Lutfi A Faizal, sekarang berdomisili di Kedungwuni. Helmi K menikah dengan Nikmal, dan telah mempunyai satu orang naka bernama Amiza, sekarang berdomisili di Kendal. Rizal Ardianto menikah dengan Nuryamah, dan dikaruniai anak 4 orang yaitu : Ayu Alpin, Putri, dan Ardi. Suluh Rudiarto menikah dengan Inayah, dan dikaruniai 2 orang anak yaitu Alpat dan Andra, sekarang berdomisili di Batang.

Dari keluarga Tjipto Raharjo (Harjo) yang menikah dengan Siti Aptonah dan berdomisili di Tumbrep Bandar, memiliki 3 anak, yaitu : Anggoro Sukomulyo (Suko), S. Deny Irfanto, dan Gigih Triana Mukti.

Suko menikah dengan Nur Kholisah dan dikaruniai satu orang anak Moch. Arfiyanto. Gigih Triana Mukti menikah dengan Nur Khamdi, dikaruniai 1 orang anak yakni Moh. S. Fauqinnaja, berdomisili di Tumbrep Bandar.

Kutiharso menikah denganTiti Suharyanti, berdomisili di Binangun RT.08/I Bandar. Memiliki anak yakni Yoviant yang menikah dengan Elly S, dikaruniai 1 orang anak bernama Nareswari. Anak yang kedua Wisnu Sulistio, menikah dengan Farida dan dikaruniai 2 orang anak Nafis. Anak yang selanjutnya adalah Ismail Aji yang menikah dengan Titin Subiyanti, dikaruniai 2 orang anak yakni Shella, dan Faza.

Pudji Panuntun menikah dengan Duniah, dikaruniai 5 orang anak yaitu Ida Yuliasih (Bandar), Indra (Semarang), Kalista (Bandar), Kukuh Puji Utomo (Bandar) dan Dani Puji Lestari (Bandar). Ida Yuliasih putri dari Pudji Panuntun ini menikah dengan Hendra, dikaruniai Ida Y.A dan Calista, sekarang berdomisili di Mranggen Semarang.

Tjipto Soesilo menikah dengan Sunarti, dikaruniai 3 orang anak yakni : Ima Suprihati, Irna Suhartini, Aris Anggoro. Ima menikah dengan Waridi, dikaruniai 2 orang anak yakni M.Rajiu Irawanto dan Desia Kh.Irawanti.

Irna Suhartini menikah dengan M. Sobirin, dikaruniai 3 orang anak yaitu : Makana S. Dewi, Sabna Kuruta Akyun, dan Ajeng Fahmatu Sahara. Aris Anggoro menikah dengan Lensi dan dikaruniai 2 orang anak yakni M. Farid Abimnayu, dan M. Fadhil.
Baca Selengkapnya.....

Minggu, 02 Desember 2012

Video : Wibowo di Pertemuan KB EKK TH.2012

S. Wibowo akrab dipanggil "Bowo". Sejak muda sudah banyak tempat di negeri ini dijelajahi karena pernah ikut pelayaran dagang. Kegiatannya yang sekarang dalam usia pensiun bersama isterinya Kustriyati lebih banyak melaksanakan kegiatan membantu saudara atau orang yang membutuhkan penyembuhan secara alami, dari ramuan herbal yang sudah dipabrikasi serta dibantu amalan doa-doa dari Al Qur'an dan Hadits Rasul.




Di rumahnya kawasan Karet Kuningan Setiabudi, Wibowo sudah dikenal oleh tetangga sebagai seorang tabib atau penyembuh, sehingga banyak tamu-tamunya datang untuk meminta bantuan peningkatan kualitas kesehatan melalui cara herbal dan alami.

Dari pernikahannya dengan Kustriyati ( akrab dipanggil Tri), dikaruniai 3 orang anak yaitu : Wahyu Aris Darmono (Aris), Maulina Indyaningrum (Lina), dan Akbar Diro Handoyo (Yoyok). Dari putra putrinya ini Wibowo sudah dikarunia 5 orang cucu, yaitu dari pernikahan Aris dengan Yasminiari dikaruniai 2 orang anak yaitu Dianisa Wulandari dan Candra Satya Nurussalam.

Dari pernikahan Yoyok dengan Fath Sof Fatika (menantu), telah dikaruniai 3 orang cucu yaitu yaitu : Kuskalila Bianda, Reiha Wicaksana, dan Caya Aini Putri.
Baca Selengkapnya.....

Video : Santoso di Pertemuan KB EKK TH.2012

Santoso atau akrab dipanggil "Santo" menikah dengan Siti Chaeriyah. Santoso merupakan anak ke-2 dari pasangan Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri. Perkawinannya dikaruniai 5 orang anak yaitu : Bambang Suryo W (U'Ut), Endah Ratna S, Resiyono Hakkola, Titi Sari K, dan Risantyoso E.K (Yoso).




U'ut menikah dengan Nadhierta, dikaruniai 1 orang anak bernama Manuadhika W. Sedangkan Endah sudah menikah dan berada di Palembang ikut suaminya.

Santo ini memiliki kelebihan sejak muda dalam hal olah mental spiritual, sehingga dengan kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya ini banyak teman dan saudara yang telah berhasil ditolong baik dalam jalur perbaikan tingkat kesehatan fisik, mental dan penghidupan.

Orangnya sederhana, tidak neko-neko, terbuka, blak-blakan dan suka menolong bagi yang membutuhkan nasehat atau petunjuk. Jadi bagi kita saudara dalam keluarga besar atau siapapun yang membutuhkan saran dan nasehatnya tidak perlu sungkan untuk bertandang dan berdiskusi ke rumahnya di Bojongminggir.

Dalam pertemuan KB EKK Tahun 2012 ini Santo menjadi tuan rumah mewakili Rumpun Mbah Umi Jariyah. Oleh karena itu pada 28 Oktober 2012 yang lalu kelihatan sibuk mempesiapkan segala sesuatu, dan alkhamdulillah acara berlangsung secara sederhana dan meriah.



Baca Selengkapnya.....

Video : Sutjiningsih di KB EKK TH. 2012

Sutjiningsih, akrab disapa "Sih" merupakan anak perempuan tertua dan anak ke-3 dari pasangan Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri. Sebagai seorang pensiunan Kepala SD/Guru kegiatannya adalah berkunjung ke tempat cucu-cucu.




Sutjiningsih menikah dengan Slamet Sunaryo (sekarang sudah almarhum), dan dari pernikahannya dikaruniai 5 orang anak yaitu : Teguh Aris Hariyanto (Teguh), Kukuh Aji Setiyono (Kukuh), Tri Rahayu Margiati (Atik), Berkah Indah Karuniasih (Indah), dan Poco Wati Siska Maulina (Siska).

Teguh menikah dengan Umiyati, sekarang berdomisili di Kaliwungu Kendal. Kukuh menikah dengan Nurul Khotimah, dikaruniai 1 orang anak yaitu Nessa Afni Permatasari, dan sekarang berdomisili di Duwet.

Atik menikah dengan Iman Sabardi, dikaruniai 2 orang anak yaitu Yoga Putra Sadewa, dan Bintang Virial Adiba, sekarang berdomisili di Ringinpitu Sragi.

Indah menikah dengan Amin Asrorudin dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Tiara Devi Ayuningtyas, Arya Wijaya Kusuma, dan Nadif Azam Al Amin. Sekarang berdomisili di Malang Jawa Timur.

Siska menikah dengan M. Bahlul Ulum, dikaruniai 2 orang anak yaitu Naura Zahra dan Ozir. Berdomisili di Pekalongan.

Dalam video diatas nampak Sutjiningsih diapit 2 orang anaknya yaitu Teguh dan Kukuh beserta 2 menantu perempuan dan 1 orang cucunya.
Baca Selengkapnya.....

Video : Sri Mulyati di KB EKK Bojong TH. 2012

Sri Mulyati sering disapa "Sri" atau "Mul" dua panggilan akrab dari teman dan saudara-saudaranya. Sebagai pensiunan Kepala SD, saat ini aktivitas Mulyati cukup disibukkan dengan momong putu bersama suaminya Unarjo.






Sri Mulyati ini adalah anak ke-4 dari pasangan Umi Jariyah dan R. Soegiri. Perkawinannya dengan Unaryo dikaruniai 5 orang anak yaitu : Eka Iman P, Endang K, Tri Agung N, Mandira S, dan Panca Iman G.

Dari putra-putrinya ini telah dikarunia 12 orang cucu yang seluruhnya berdomisili di wilayah Pekalongan. Aktivitas yang paling menyenangkan menurut Mul adalah dirubung anak dan cucu, sehingga seminggu atau dua minggu sekali ada saja alasan untuk buat acara kumpul bersama, jadinya heboh kalau sudah pada lengkap ngumpul bareng ada 12 cucu dan anak plus menantu.
Baca Selengkapnya.....

Video : Winarto di KB EKK TH. 2012

Winarto, atau akrab disapa "Win" adalah anak ke-5 dari pasangan Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri. Win beristri Bariyah, dan sekarang berdomisili di Kota Bandar Batang.




Perkawinannya dengan Bariyah dikaruniai 4 orang anak yaitu : Ari Sulistya W, Adi Subhi, Erma Septianingrum, dan Rifki Maulana.

Win dan Bariyah saat ini menekuni dan menjalankan usaha bisnis menjadi pengepul "besi tua" yang sudah memperkerjakan 3-4 orang pegawai sehingga usahanya ini sudah cukup berkembang. Jadi bagi saudara atau anggota keluarga yang memiliki koneksi dalam bidang "rosok/besi tua" kiranya dapat menjalin kerjasama.
Baca Selengkapnya.....

Video : Wahyu Wiharjo di KB EKK TH. 2012

Wahyu Wiharjo (Wahyu) ini kelahiran Bandar, sebagai anak ke-6 pasangan Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri. Sejak muda Wahyu dikenal senang musik dan olahraga. Dua bidang yang ditekuni ini ternyata menular ke anak-anaknya.




Dari pernikahannya dengan Sunarsih, yang sekarang berdomisili di Duwet Bojong, sudah dikaruniai 2 orang anak yaitu Bayu Buwono dan Tyas Sulistyani. Bayu mewarisi bakat bakat olah raga dan kesamaptaan fisik orang tuanya, sedangkan bakat musik nampaknya turun ke Tyas.

Saat ini Tyas sudah sering ikut manggung mengisi acara dalam khajatan sebagai penyanyi, berkolaborasi dengan Bambang S Music. Dalam acara hiburan di KB EKK Bojong TH 2012 Tyas menyumbang beberapa lagu untuk menghibur kita semua.
Baca Selengkapnya.....

Video : Cipto Widodo di KB EKK Th. 2012

Cipto Widodo yang akrab dipanggil "Cip" ini anak ke-7 dari pasangan Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri. Pengalaman yang banyak dalam bidang design, obat dan dunia pembatikan tradisional Pekalongan telah dijalaninya sejak muda.




Hingga sekarang keahliannya di bidang Batik ini masih dijalaninya karena mendapat kepercayaan dari para Bos Batik untuk mengelola bisnisnya.

Keluarga Cipto ini berdomisili di Degayu Pekalongan Timur, dikaruniai 3 orang anak Wiwit Widyanti (Wiwit), Untoro (U'un), dan Rena Dwi Kartika (Rena). Dari pernikahan anaknya yang pertama Wiwit dengan Slamet Haryanto (Klidang Wetan), Cipto telah dikarunia seorang cucu perempuan yang cantik jelita bernama Klara anindy Jelita.
Baca Selengkapnya.....

Video : Wihartono Rumpun Mbah Umi di KB EKK TH. 2012

Wihartono, anak ke-8 dari pasangan Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri. Wihartono (Wihar) dalam acara pertemuan KB EKK tgl 28 Oktober 2012 di Bojong, tepatnya di Rumah Santoso Bojongminggir bertugas mengatur jalannya acara dan sekaligus bertindak sebagai pembawa acara MC.




Wihartono atau akrab disapa Wihar beristeri Sudarti, dan dikaruniai 4 orang anak yaitu : Feka Darmawati, M. Mahfud J, Fajar Anggoro M, dan Tinon Daru P. Feka Darmawati sudah menikah dengan Anton Lasanegar belum lama ini di tahun 2012. Feka sekarang berdomisili di Legokkalong Karanganyar Kabupaten Pekalongan.

Ada kelucuan sebelum memperkenalkan keluarganya karena sibuk jadi MC masih harus sambil mencari-cari anggota keluarganya karena ada yang sibuk di dapur, sibuk jadi fotografer, dsb. Untungnya diantara keluarga rumpun Mbah Umi ini ada lebih dari satu yang terampil menjadi fotografer dan dokumenter video, yah meskipun ada yang masih amatir maupun yang sudah semi profesional, yang penting bisa gantian bertugas.

Sesuai hasil pertemuan maka Wihartono yang bersuamikan Darti ini diberi kepercayaan dari seluruh perwakilan rumpun yang ikut rapat untuk didapuk menjadi ketua paguyuban menggantikan para sesepuh yang memang sudah menghendaki ada regenerasi.

Semoga amanat dan kepercayaan dari para sesepuh (penasehat) dapat dilaksanakan dibawah kepemimpinan muda ini dengan lebih kreatif dan berhasil sesuai harapan para seniornya. amiiin.



Baca Selengkapnya.....

Video : Bambang S Player dan Pemusik Kita di KB EKK Bojong TH. 2012

Bambang Sudarmanto adalah anak ke-9 dari rumpun Keluarga Mbah Umi Jariyah dan R. Soegiri yang berdomisili di Bojong. Sejak muda sudah tertarik dan terampil untuk bermain musik. Hingga dalam setiap acara pertemuan keluarga sering diminta tolong sebagai player organ tunggal untuk mengiringi pentas hiburan.




Sekarang tidak hanya dia, dari anak dan isterinya pun ikut bermain musik sebagai penyanyi mengikuti jejak Bambang. Dari pengalaman admin bersamanya waktu belajar bermusik, kemampuan olah melodi untuk keroncong, langgam sangat piawai. Berhubung sekarang sebagai player yang dituntut serba bisa maka musik pop dan dangdut juga telah dikuasainya. Monggo...monggo siapa mau pesan, nanti biar dimasukkan dalam jadwal manggungnya.
Baca Selengkapnya.....

Video : Tri Susilowati KB EKK di Bojong TH.2012

Tri Susilowati (Susi) merupakan anak ke-10 dari pasangan Mbah Umi Jariyah dan Mbah R, Soegiri. Bersuamikan Sarosin dan dikaruniai seorang putri bernama Wibi Kusuwati. Keluarga Tri Susilowati berdomisili di Selokarto Kec. Pecalungan Batang.




Dalam video disini Wibi yang sedang asyik bermain belum mau diajak casting pengambilan video dokumentasi pertemuan, maka menangislah dia. Cup cup jangan menangis ya Wibi, tu liat saudara-saudara yang berada didekatnya pada berusaha merayu biar nggak ngambek lagi.
Baca Selengkapnya.....

Video: Pesan dan Kesan Soekarso KB EKK di Lokojoyo TH. 2006

Soekarso (Pakde Karso) dalam sambutannya berpesan agar acara pertemuan yang telah terlaksana di tempat Koetihadi (Pakde Koeti) ini dapat berjalan lancar tanpa halangan suatu apapun dan memohon pada Allah SWT dan berdoa semoga acara pertemuan Keluarga Besar Eyang Khasan Kartoredjo dapat berlanjut atau dilanggengkan.




Soekarso (Pakdhe Karso)merupakan anak ke-2 dari pasangan Mbah Abdullah (mbah Dolah) dengan Mbah Saodah. Mbah Karso ini memiliki satu orang kakak perempuan yaitu mbah Siti, dan 8 adik yaitu : Machari, Soekarman, Wiharto, Koetihadi, Koetiharso, Tjipto Soesilo, dan Tjipto Rahardjo. Jadi seluruhnya 9 bersaudara.
Baca Selengkapnya.....

Video : Acara Hiburan KB EKK di Lokojoyo TH. 2006

Penyanyi dan musiknya kompak menyatu, mengalunkan senandung lagu untuk menghibur para anggota Keluarga Besar Eyang Khasan Kartoredjo yang sedang asyik bercanda, mengobrol, dan bagi yang sedang makan siang makin asyik saja.




Selain dari penyanyi profesional acara hiburan juga diisi dari anggota keluarga kita sendiri yang pada jago nyanyi.

Hayooo siapa yang jago nyanyi?....kayaknya perlu kita posting di blog ini beserta profilnya, siapa tahu ada yang melirik bakatnya atau mau mengundang. Woooww... ada job.
Baca Selengkapnya.....

Video : Acara Makan Siang KB EKK Lokojoyo 2006

Hidangan yang nyam nyam, sekaligus hujan rintik-rintik yang diawali cuaca mendung sebelumnya bikin semua yang hadir dalam pertemuan lahap menyantap hidangan yang sudah disediakan tuan rumah. Monggo dahar Makan siang, ayo nambah-nambah anggap di rumah sendiri tidak perlu ewuh pakewuh.




Baca Selengkapnya.....

Video : Rumpun Mbah Soetini KB EKK TH. 2006

Video ini berisi arsip dokumentasi rekaman keluarga dari Rumpun Mbah Soetini (Mbah Suti) yang menghadiri pertemuan KB EKK di Lokojoyo, Limpung, Banyuputih, Batang pada tahun 2006 silam. Tepatnya acara tersebut terlaksana di rumah keluarga Koetihadi dari rumpun Mbah Abdullah (Mbah Dolah).



Baca Selengkapnya.....

Video: Pesan Soedjarwo di KB EKK Lokojoyo Th. 2006

Soedjarwo merupakan anak ke 2 dari pasangan Mbah Soeparno (Mbah Parno dan Mbah Raidah). Soedjarwo adik dari Soebijanto, dlam video nampak memberikan pesan dan kesan dalam pertemuan Keluarga Besar Eyang Khasan Kartoredjo (KB EKK).


Baca Selengkapnya.....

Video : Rumpun Mbah Umi di KB EKK Lokojoyo 2006

Rumpun keluarga Mbah Umi Jariyah sedang berpose untuk didokumentasikan dalam pertemuan Keluarga Besar Eyang Khasan Kartoredjo (KB EKK).




Di tempat Koetihadi dari Rumpun Keluarga besar Mbah Abdullah inilah acara pertemuan tahunan Keluarga Besar Eyang Khasan Kartoredjo dapat terlaksana dan berlangsung secara meriah meskipun sempat diguyur hujan rintik-rintik namun seluruh keluarga antusias mengikuti jalannya acara hingga usai.
Baca Selengkapnya.....

Sabtu, 01 Desember 2012

Efek Buruk Nonton TV bagi Anak-anak, Balita dan Bayi

Anak sedang asyik nonton TV (dok. fmaster.com, futurity.org)- eip

Keberadaan kotak ajaib si Televisi (TV) hampir ditemukan di semua rumah tangga atau keluarga. Bahkan di Handphone dan kendaraanpun mudah ditemukan device atau gadget beraplikasi penerima siaran televisi agar para pecinta acara TV tidak terlewat acara kegemarannya. Sudah bukan hal mengherankan dalam satu rumah seringkali dijumpai terpasang lebih dari satu perangkat TV.

Kondisi ini mudah terjadi karena selain semakin meningkatnya taraf ekonomi masyarakat, ada keinginan yang sering berbeda antar anggota keluarga dalam menyukai program acara TV sehingga membutuhkan lebih dari satu TV. Tingginya kebutuhan hiburan dan informasi, makin bervariasi program acara TV dan juga makin terjangkaunya harga TV dan gadget serta device bundel aplikasi TV khususnya produk Cina, semakin memudahkan TV terbeli masyarakat.

Lain dulu lain sekarang
Hal ini beda jauh dengan era tahun 70-an dan 80-an, di saat TV menjadi barang terbatas untuk dimiliki. Lagian jumlah stasiun TV pun juga masih satu, yaitu hanya TVRI dan jam siarannya terbatas nggak seperti sekarang sampai dini hari atau 24 jam nonstop. Di era itu ada badan sensor penyiaran yang selalu mengawasi penayangan Film bioskop. Bioskop menjadi tempat rekreasi, cuci mata, dan hiburan masyarakat. Keberadaan bioskop inipun hanya diakses buat penghobi film yang rela keluar duit. Bagi yang berkantong tipis, era layar tancap bioskop keliling atau misbar (gerimis bubar) menjadi alternatif hiburan rakyat, syukur-syukur kalau sedang ada produk siaran film keliling dari perusahaan jamu, kecap, rokok, obat-obatan, mobil KB dan penerangan, masyarakat dapat nonton gratis hiburan film di lapangan.

Jaman serba elektronis hari gini, TV sudah menjamur kemana-mana. Sepertinya benda ini jadi wajib ada buat rumah tangga, meski ada pula beberapa kelompok masyarakat yang tetap masih menghindari atau belum memilikinya. Namun jumlah kelompok ini jauh makin sedikit jumlahnya. Beberapa masyarakat ada yang ketat menjaga anak-anak untuk tidak menonton TV saat jam belajar, saat panggilan untuk beribadah shalat, dan mengharamkan hadirnya TV di rumah.

TV benda yang memikat jutaan orang dan membuka jendela dunia
Lalu sebenarnya apa sih kehebatan kotak ajaib ini menjadi begitu dibutuhkan masyarakat? Tentu saja karena sifatnya yang menghibur dan dapat menjadi teman dikala santai atau perlu mendapatkan informasi. Sampai-sampai acara talkshow atau bincang-bincang punya rating bagus di TV dan iklannya bejibun hingga mampu bikin kaya si host pembawa acaranya. Ada pula stasiun TV yang hanya mengkhususkan untuk acara news (berita) juga laku keras di masyarakat.

Dengan asumsi masyarakat kita butuh kehadiran TV sampai-sampai TV kabel dan TV berbasis streaming atau koneksi internet mulai laris manis diterima pasar, apa artinya buat kiat? Artinya memang TV benar-benar menyatu dengan kehidupan masyarakat termasuk program-program acaranya, dari yang menghibur, sumber informasi dan berita, gosip, iklan, sampai-sampai masyarakat kita jadi tempat sampah buangan acara-acara yang tidak mendidik, tidak diperlukan bahkan program-program tidak bermutu sekedar kejar tayang atau mendapat pengiklan karena kompetisi dan persaingan antar TV semakin ketat dalam menyuguhkan program-program siarannya.

Seringkali anak-anak balita di rumah hanya ditemani ibunya atau pembantunya sambil nonton TV atau disuguhi acara TV agar diam atau terhibur, sehingga si anak takjub dan terkagum-kagum dengan ragam acara yang silih berganti dari kotak ajaib ini. Bahkan anak-anak sekolah lebih hapal artis yang diidolakan entah dari bintang sinetron, pemusik, tokoh kartun, dan lainnya yang menjadi idolanya setiap kali terbengong-bengong di depan TV.

Efek Negatif TV buat Anak
Selain manfaatnya dalam menghibur dan menginformasikan, menonton siaran TV punya efek kurang bagus buat si kecil. Penelitian Dimitri Christakis dan timnya dari University of Washington berhasil menemukan fakta buruk nonton TV. Terlebih karena kesibukan bekerja dan aktifitas orang tua, sampai saat ini masih banyak orang tua mengakui jarang menemani anaknya menonton televisi karena tidak sempat, sibuk atau tidak memiliki cukup waktu bersama dengan keluarga. Hal ini dikhawatirkan memberikan dampak negatif bagi anak-anak yang menonton televisi tanpa didampingi orang tuanya.

Secara ekstensif, Dimitri melakukan studi riset pada anak-anak yang balita berusia satu dan tiga tahun. Risetnya tersebut menemukan fakta bahwa anak-anak yang dibiarkan menonton televisi tersebut ternyata mengalami masalah fokus perhatian begitu mereka berusia tujuh tahun. Hasil riset ini diterima dan disetujui American Academy of Pediatrics yang kemudian menghimbau kepada para orangtua untuk melatih diri tidak membawa anak-anak mereka menonton TV bersama-sama mereka.

Studi Dimitri tentu saja langsung menjadi teguran keras untuk para orangtua yang terbiasa menonton TV sembari membiarkan Si Kecil menontonnya juga. Para orangtua tersebut diharapkan bisa menyadari efek jangka panjang yang bisa terjadi pada Si Kecil jika itu tetap dilakukan. Efek kurangnya fokus perhatian merembet pada hal lain seperti Si Kecil hanya beraktivitas secara pasif serta kurang berinteraksi dengan Anda dan sekelilingnya. Padahal seperti yang kita ketahui, perkembangan cara bicara dan pengumpulan kosakata yang positif bisa didapat dari Anda yang mengajaknya ngobrol dengan mereka.

Contoh paling nyata, Anda pasti pernah mendengar cerita bahwa ada banyak anak yang justru berbicara dengan kosakata-kosakata tak pantas – yang tak sesuai dengan usianya, dan itu didapat mereka dari tontonan seperti sinetron atau iklan produk-produk iklan tertentu.

Michael Rich, MD, MPH., konselor atau penasehat buat orang tua yang juga Direktur Center on Media and Child Health dari Childrens’s Hospital Boston menjelaskan semua hal tentang kekhawatiran dampak negatif TV buat anak-anak, sebagai berikut :
  1. American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak menonton TV sama sekali, dan anak berusia 2-6 tahun hanya menoton TV sebanyak 1-2 jam per hari. Hal ini realistis dan kebanyakan orang tua akan mengikuti rekomendasi ini jika mereka meyadari betapa media bisa mempengaruhi anak-anak mereka. Anak-anak pasti tetap bisa hidup tanpa televisi, mereka mengalami hal ini di era tahun 50-an.
  2. Segala sesuatu telah berubah sekarang. Kita dikelilingi oleh begitu banyak media, namun demikian jumlah media yang begitu banyak membuat kita kebingungan dalam memandang persoalan dunia, berinteraksi dengan orang lain, dan bahkan sekadar menikmati saat-saat damai. Kita mungkin diberi informasi lebih, tapi itu semua mengorbankan fisik, mental, dan kesehatan sosial kita. (Catatan editor : bahkan jika informasi itu buruk maka ibarat sampah atau parasit yang akan meracuni pikiran anak-anak).
  3. Efek negatifnya bagi anak, dengan seringnya dan lamanya menonton acara TV menjadi suatu kebiasaan dapat menimbulkan obesitas. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang menonton televisi cenderung mengalami kelebihan berat badan, dan itu bukan hanya disebabkan mereka duduk terlalu lama. Kebanyakan iklan-iklan di televisi mempromosikan makanan yang tinggi kalori, dan anak-anak menginginkan produk-produk yang dilihatnya di televisi. Daftar dampak negatif ini terus bertambah. Dampak lainnya bahwa siaran media sarat kaitannya dengan kegiatan merokok, risiko seksual, gangguan makan, dan unsur-unsur kekerasan yang dapat mempengaruhi kehidupannya kelak jika tidak mendapat pendampingan pemahaman secara bijaksana.
  4. Masalah kekerasan. Penelitian menjukkkan kekerasan di media meningkatkan kegelisahan, ketakutan, dan prilaku agresif, kurang tidur, serta masalah pendidikan dan perhatian pada kalangan anak-anak. Ditambah lagi anak-anak yang dihibur dengan kekerasan dapat menjadi kurang peka dan tidak menentang saat digertak, membuat lingkungan sekolah dan tempat tinggal lebih berbahaya bagi kehidupan anak-anak.
  5. Program pendidikan di TV buat anak-anak hanya sedikit berpengaruh membantu untuk anak-anak, tapi tidak ada efek positifnya bagi anak-anak berusia di bawah 2 tahun. Otak mereka belum cukup berkembang untuk belajar dari layar. Bahkan video untuk bayi mungkin berperan terhadap keterlambatan perkembangan kognitif dan menimbulkan kerugian yang nyata.
  6. Semua nampaknya terlihat buruk buat anak dan balita buat menonton televisi dan video, lalu adakah sisi baiknya?. Untuk anak-anak di atas 2 tahun, beberapa program edukasi dapat membantu meningkatkan kemampuan bahasa mereka. Penting untuk memilihkan anak acara interaktif, seperti Dora the Explorer dan Blue Clues. Program ini dirancang oleh ahli pendidikan yang tahu persis perkembangan kemampuan anak dan diarahkan untuk semua anak, dan mereka meminta respons yang bijak dari penonton. Sehingga informasi yang diterima anak tidak hanya secara pasif. Juga, video game yang sesuai dengan umur tanpa unsur kekerasan dapat membantu anak belajar meyelesaikan masalah.
  7. Untuk yang tidak menonton televisi, anak-anak berusia 2 dan 4 tahun dapat disediakan berbagai macam pilihan permainan yang menggunakan imajinasi, kreativitas, dan aktivitas fisik. Anak-anak yang tidak berharap atau meminta menonton TV, mereka tidak akan mendapat masalah. Dan betul-betul menyenangkan di saat senggang sekali-kali anak-anak di atas usia 4 tahun diajak menonton film bioskop yang sedang favorit yang sesuai dengan tahap perkembangan akal dan mentalnya.
Bagiamana dampak bagi batita yang menonton TV?
Bayi usia 2 tahun ke bawah sebaiknya tidak menonton TV karena usia dua tahun adalah masa-masa penting perkembangan awal otak bayi. Perkembangan otak bayi pada usia tersebut lebih membutuhkan pengaruh positif yaitu eksplorasi dan interaksi sosial dari lingkungan, anak-anak atau orang-orang dewasa sekitarnya. Hal ini amat penting untuk menunjang dan membantu mengoptimalkan perkembangan sosial, emosional, bahasa dan kognitif bayi.

Menonton TV terlalu banyak dan terlalu sering akan membuat bayi lebih sedikit untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Televisi tidak baik untuk bayi karena dapat mengganggu perkembangan otak bayi. Bahkan ada penelitian yang mengungkapkan bahwa ada keterkaitan antara terlalu banyak menonton TV dengan keterlambatan perkembangan kognitif dan bahasa pada bayi.

Selain itu ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa anak usia tiga tahun ke bawah yang terlalu banyak menonton TV akan terganggu daya konsentrasinya pada usia sekolahnya nanti. Banyak penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa terdapat kaitan antara terlalu banyak menonton TV dengan timbulnya masalah bayi dalam pemusatan perhatian seperti ADHD.

Anak usia 2 tahun ke atas masih diperbolehkan menonton televisi atau tayangan media lainnya seperti film DVD, namun tidak boleh lebih dari 2 jam sehari. Pastikan orang tua atau pengasuh berada di dekat anak untuk mendampingi anak selama ia menonton TV. Hal ini selain untuk memberikan arahan positif bagi perkembangan imajinasi anak juga agar tetap tercipta komunikasi yang aktif dan interaktif antara anak dan orang tua.

Komunikasi yang interaktif tersebut juga akan membuat otak bayi tetap aktif selama ia menonton TV karena mendapatkan informasi tidak hanya dari satu arah saja. Tetaplah berkomunikasi dengan anak ketika ia menonton TV dengan sambil menceritakan apa yang sedang ditontonnya. Contohnya bila bayi menonton film hewan-hewan, sebutkanlah nama-nama tiap hewan tersebut, seperti : “oh.. itu ada jerapah, jerapahnya sedang makan”.

Televisi juga dapat mengganggu tidur anak dan membuatnya menjadi lebih gelisah. Untuk itu, sebaiknya tidak membiarkan akan balita Anda (usia 2 tahun ke atas) untuk menonton TV tepat sebelum ia tidur. Bila Anda mengizinkan anak Anda menonton tv sebelum tidur, pastikan setelahnya selama kurang lebih 10 menit membacakan cerita atau bernyanyi untuk anak Anda, baru kemudian mengajaknya tidur.

Akibat adanya pengaruh buruk yang kemungkinan besar bisa timbul dan mempengaruhi perkembangan anak Anda, pastikan Anda juga mengawasi tayangan atau film yang ditonton anak Anda. Jauhkan anak dari tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan umurnya, tayangan yang mengandung kekerasan, tayangan dewasa, atau tayangan tak mendidik lainnya.


Dapatkan manfaatnya dan hindari dampak Buruknya

Terlepas dari dampak buruknya, memang televisi tetap saja tidak bisa dilepaskan dari keseharian anak dan orangtuanya. Televisi pun tidak melulu memberikan efek buruk terhadap anak, asalakan orangtua bisa mendampingin dan bersikap bijak. Berikut manfaat dari menonton televisi:
  1. Meningkatkan kosakata anak
  2. Anak bisa belajar hal baru
  3. Meningkatkan minat anak pada hal baru
  4. Memiliki ikatan dengan tokoh atau acara yang ditonton.
  5. Menciptakan momen kebersamaan keluarga
Melihat manfaat tersebut, tidak ada salahnya jika orangtua menjadikan televisi sebagai sahabat untuk anak. Namun ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi dampak buruk televisi dan memaksimalkan manfaatnya, seperti berikut:

  1. Perhatian penempatan televisi. Jangan berikan anak televisi khusus di kamarnya. Sebaiknya televisi ditaruh di tempat yang anak tetap bisa diawasi dan didampingi saat menonton.
  2. Batasi waktu anak menonton televisi, cukup 1-2 jam sehari.
  3. Damping anak saat menonton televisi.
  4. Seleksi acara yang ditontonnya.
  5. Seleksi perannya. Jangan sampai Anda malah menjadikan televisi sebagai babysitter.
  6. Pastikan selalu ada alternative kegiatan selain menonton televisi, misal bermain sepeda, puzzle, berkebun dan lain-lain.
  7. Orang tua harus memberi contoh pada anak, seperti ketika baru pulang kerja, jangan langsung duduk di depan televisi berjam-jam.
Dari berbagai hasil penelitian di atas, jangan salahkan anak-anak atau balita anda jika jadi lambat bicara, gelisah, agresif, pendiam, atau hanya sedikit punya kosa kata yang benar, karena boleh jadi mereka dalam proses tumbuh lebih sering ditemani TV dibanding ditemani Anda untuk berbicara, berbagi rasa, bermain, berteman, dan mendapat perhatian lainnya untuk menemani aktifitas kehidupannya selama dalam perjalanannya menuju kedewasaan.

sumber:
http://www.ibudanbalita.com
http://parentsindonesia.com
www.wolipop.com
photo : masterfile.com, futurity.org
Baca Selengkapnya.....

Video: Pesan Ketua Paguyuban KB EKK Koetihadi di Lokojoyo TH. 2006

Koetihadi yang beristeri Sri Indasah merupakan anak ke 6 dari pasangan Mbah Dolah dan Saodah. Dalam pertemuan keluarga besar Eyang Khasan Kartoredjo (KB EKK) di Lokojoyo, Desa Banyuputih, Kec. Limpung Kabupaten Batang ini, Koetihadi bertindak selaku tuan rumah.




Video ini memuat pesan Koetihadi selaku Ketua Paguyuban Keluarga Besar Eyang Khasan Kartoredjo sekaligus juga sambutan selaku tuan rumah. Dalam pesannya Koetihadi berharap tali silaturahmi ini tetap terjaga meskipun masing-masing memiliki kesibukan, setidaknya setahun sekali dapat bertemu dan hadir dalam acara pertemuan keluarga. Dalam pandangan Koetihadi kehidupan merupakan karunia Allah SWT yang penuh nikmat sehingga jangan dijadikan beban, apalagi untuk bersilaturahmi antar keluarga.

Link Video : http://www.youtube.com/hxr72qyHPY
Baca Selengkapnya.....

Rumpun Mbah Dollah dan Mbah Parno dalam Acara Pertemuan KB EKK di Bojong TH. 2012

(Dok. Pertemuan KB EKK, Bojongminggir, 28 Oktober 2012).
Rumpun Mbah Dolah dan Mbah Parno melakukan foto bersama dalam acara pertemuan keluarga besar Eyang Khasan Kartoredjo di Bojong, 28 Oktober 2012. Pertemuan bertempat di kediaman Santoso, Bojongminggir, dari Rumpun Keluarga Mbah Umi Jariyah. Baca Selengkapnya.....

Rumpun Mbah Soetini dalam Acara Pertemuan KB EKK Th. 2005 di Bojong

Mbah Soenari Soetini atau lebih sering dipanggil Mbah Suti, bersuamikan Mbah Dja'am. Dari pernikahannya, lahir 1 orang anak yaitu Soemari Dwijosapoetra. Dari pernikahan Soemari dengan Komariyah, dilahirkan 3 orang anak yaitu : Purwanto (Pur), Budi Hastuti (Tuti), dan Sri Juni Harti (Juni).

Tuti,  Juni, dan Anak/menantu (Dok. Bojong, 23 Januari 2005)

Purwanto menikah dengan Poniyem, Budi Hartuti menikah dengan Suharto, dan Sri Juni Harti menikah dengan Sutaryo. Keluarga dari Soemari ini berdomisili di Selokarto, Gemuh, masuk dalam wilayah Kabupaten Batang
Baca Selengkapnya.....