Jumat, 16 November 2012

Makna Keutamaan Keluarga

Menurut Dr. Denise Chranowski hidup bersama dalam satu keluarga di Amerika menjadi masalah yang rumit. Kerumitan yang terjadi bukannya karena masalah ekonomi melainkan lebih pada masalah kesehatan yang sering ditanggapi secara ekstrim oleh manusia lanjut usia.

Tidak demikian halnya bagi kehidupan keluarga di Italia, Costa Rica, Jepang, Cina dan negara-negara Asia lainnya yang tidak menjadi masalah orang tua hidup bersama dengan anak-anak. Mereka memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik dalam hidup mereka. Dalam kondisi orang tua dan kakek nenek kita yang sehat seperti itu maka kita tidak akan pernah ragu-ragu membawa mereka ke rumah kita.Jika keluarga merupakan prioritas kepentingan hidup kita, maka jadikanlah keluarga di urutan pertama untuk mencurahkan perhatian.

Dr. Denise Chranowski, memberikan 5 cara agar hidup bersama keluarga menjadi lebih istimewa, yaitu :

1. Agendakan makan bersama satu keluarga untuk waktu tertentu agar dapat berkumpul bersama. Misalnya setiap hari Minggu, atau setiap hari ulang tahun anggota keluarga dapat dijadikan moment makan bersama.

2. Dapatkan rumah yang lebih kecil. Di Amerika banyak orang yang mampu tinggal di rumah yang jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan. Rumah yang besar lebih memperbesar peluang untuk tidak selalu bertemu antar anggota keluarga meski dalam satu rumah. Bandingkan rumah Anda sekarang dengan rumah orangtua apakah lebih besar? Dengan rumah yang lebih kecil sesuai kebutuhan akan saling menjada kedekatan keluarga. Anak-anak dapat melakukan pekerjaan rumah mereka di ruang makan sekaligus 'ruang keluarga' dan ruang bertemu bersama.

3. Batasi kegiatan anak-anak Anda. Aturan bisa saja satu kegiatan per anak. Dan kita tetap berpegang pada aturan tersebut. Semakin banyak kegiatan keluar dari anak-anak akan semakin sulit kita dekat dengannya.

4. Melakukan ritual bersama dengan keluarga dan keluarga dekat. Anak-anak menyukai acara berkumpul dengan keluarga apabila acara dikemas dengan baik dan tidak menjadi membosankan.

5. Saling menyapa anggota keluarga lain yang jauh atau sedang diluar rumah meskipun hanya dengan telepon. Sapaan ini menjadi sarana komunikasi dan mendekatkan diri antar sesama keluarga.

Bagaimana dengan sosial budaya bangsa kita. Tentunya 5 cara tips Dr. Denise Chranowski sudah menjadi kelaziman dan kebiasaan bagi masyarakat kita. Sehingga silaturahmi, berkumpul bersama keluarga, sudah bukan hal asing. Bahkan puncak silaturahmi keluarga dapat terjadi pada saat Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, semua keluarga berusaha kembali mudik ke tempat asal mereka dibesarkan untuk bertemu dengan sanak keluarga.

Pertemuan keluarga besar satu rumpun yang digelar oleh sebagian masyarakat juga sebagai upaya untuk saling mendekatkan, menyatukan dan menunjukkan kepedulian antar sesama anggota rumpun keluarga dapat saling berbagi dan mencurahkan perhatiannya.

Di jawa ada pepatah "mangan ora mangan waton kumpul", "ngumpulake balung pisah", menjadi cerminan semangat besarnya kekeluargaan. Tradisi bangsa ini kaya dengan upacara adat dan pertemuan yang bersifat religius maupun sosial dengan dihadiri hampir sebagian besar anggota keluarga, kerabat dan tetangga untuk saling peduli.

Tradisi pondok santri (pesantren) tempat siswa memperdalam ilmu agama sekaligus mendapatkan ilmu pengetahuan lainnya menjadi basis nyata "keluarga" dalam konteks diluar rumah yang dibangun dengan sentuhan antar pribadi sehingga terdapat ikatan batin yang kuat antara satu dengan lainnya untuk menggantikan peran keluarga yang sebenarnya, karena mereka harus meninggalkan rumah dan keluarga guna menempuh ilmu.

Hal lain yang dapat diamati tradisi hajatan dan kenduri yang selalu antusias dihadiri kerabat, saudara, tetangga untuk ikut hadir. Demikian pula saat terjadi musibah dan kematian keluarga, kehadiran saudara, kerabat dan tetangga menjadi hal yang dijunjung tinggi dalam interaksi sosial masyarakat kita.

Dengan mengamati seluruh sarana komunikasi sosial antar keluarga dan internal keluarga yang berada di alam nyata (bukan dunia maya) tidak ada alasan kita untuk menjadi kesepian, tercampak, atau merasakan kesendirian. Sebagai mahluk sosial, pastilah setiap orang membutuhkan kehadiran orang lain agar dapat hidup secara normal. Orang lain yang terdekat tentu saja adalah keluarganya, dan selanjutnya dapat saja kerabat, tetangga, teman kerja, teman sekolah dan siapapun selama dapat mengerti dan memahami diri kita seutuhnya tentu akan akhirnya akan menjadi seperti keluarga bagi kita.

Coba renungkan bukankah "Istri" atau "Suami" kita pada mulanya bukanlah bagian dari keluarga bahkan sudah seharusnya bukan berasal dari sedarah sekeluarga untuk mencegah incest (perkawinan sedarah), hingga akhirnya menjadi orang yang paling dekat dengan kita dikarenakan ikatan perkawinan. Mereka telah menjadi anggota keluarga yang paling inti dan paling dekat (intim) dengan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar